Sabtu, 29 Oktober 2016

BAGAIMANA PELAKSANAAN DIET PENDERITA DIABETES MELLITUS?

            Menurut artikel “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”, pelaksanaan diet penderita Diabetes Mellitus adalah asupan karbohidrat dan serat yang sesuai dengan kebutuhan pasien dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal. Salah satu upaya pencegahan DM adalah dengan perbaikan pola makan melalui pemilihan makanan yang tepat. Semakin rendah penyerapan karbohidrat, semakin rendah kadar glukosa darah. Kandungan serat yang tinggi dalam makanan akan mempunyai indeks glikemik yang rendah sehingga dapat memperpanjang pengosongan lambung yang dapat menurunkan sekresi insulin dan kolesterol total dalam tubuh.
(Ucik Witasari, Setyaningrum Rahmawaty, 2009)
            Menurut artikel “Sistem untuk Konsultasi Menu Diet bagi Penderita Diabetes Mellitus Berbasis Aturan”, pelaksanaan diet  penderita Diabetes Mellitus adalah mengatur menu makanan yang dikonsumsi. Agar konsumsi makanan seimbang, penderita harus mengetahui komposisi makanan yang benar. Salah satu cara mengetahui komposisi makanan adalah melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, ahli gizi, dll.
            Sistem berbasis aturan adalah teknologi untuk konsultasi menu diet bagi penderita Diabetes Mellitus. Penyusunan diet bagi penderita Diabetes Mellitus sulit dilakukan karena memerlukan pengetahuan pakar, sedangkan jumlah pakar terbatas, sehingga diperlukan program bantu untuk mempermudah dan memberikan solusi alternatif bagi penderita untuk memperoleh diet yang sehat dan seimbang. Program bantu tersebut yaitu dengan sistem berbasis aturan.  Sistem berbasis aturan ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman php versi 5, didukung dengan MySQL sebagai basis datanya. Sistem ini memiliki dua menu utama, diantaranya menu konsultasi dan menu utama. Tujuan rancang bangun sistem berbasis aturan ini adalah agar pemakai dapat melakukan konsultasi terhadap komposisi makanan dan diet seimbang untuk membantu proses penyembuhan yang diderita pasien. Perancangan sistem ini menggunakan rule based reasoning yang disimpan dalam basis data menggunakan mesin inferensi kedepan (forward chaining) dan aturan RSCM. Basis pengetahuan ini dihasilkan melalui wawancara dan studi pustaka kepada pakar atau ahli gizi yang telah berpengalaman di bidangnya. Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui komposisi menu diet yang sesuai dengan jumlah kebutuhan kalori yang dibutuhkan pasien dengan tingkat akurasi 100%. (Perwira, 2012)
            Menurut artikel yang ke-3 dengan judul “Effect of Knowledge on Nutrition Diet Behavior with Attitude to Mediation Functional Foods for Diabetes Mellitus Patients in Surabaya”, menjelaskan bahwa pelaksanaan diet penderita Diabetes Mellitus yaitu diet kalori seimbang dengan memperhatikan pedoman 3J ( jadual makan, jumlah dan  jenis makanan). Hartono (1995) dalam (Susanti & Tedjasukmana, 2012). Dengan memperhatikan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Adapaun pelaksanaan diet seperti mengkonsumsi makanan yang rendah kadar karbohidrat, mengandung kadar lemak tak jenuh tinggi, mengandung kadar serat tinggi, dan mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung kadar lemak rendah.
            Artikel selanjutnya berjudul “Hubungan Tingkat Self Care dengan Tingkat Hba1c pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”, menjelaskan bahwa pelaksanaan diet penderita Diabetes Mellitus adalah  perencanaan makan, upaya menjalankan latihan fisik/olahraga, pengontrolan gula darah teratur, serta penanganan segera terhadap hipoglikemik. La Greca, et al (2005) dalam (Kusniah, Nursiswati, & Rahayu, 2010)
                Adapun pelaksanaan diet penderita Diabetes Mellitus menurut artikel “Hubungan Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus”, adalah dengan mengatur pola dan jenis makanan untuk menjaga kondisi kadar gula dalam tubuh penderita Diabetes Mellitus. Yang terpenting di sini adalah kepatuhan penderita Diabetes Mellitus dalam melaksanakan diet. Masih banyak yang belum patuh dalam menerapkan diet, khususnya untuk indikator jenis makanan. Jadi, kepatuhan merupakan salah satu yang harus selalu diperhatikan dan diterapkan agar mendukung pelaksanaan diet bagi penderita Diabetes Mellitus. (Purwanto, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Kusniah, Y., Nursiswati, & Rahayu, U. (2010). Hubungan Tingkat Self Care dengan Tingkat Hba1c pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Keperawatan, (4). Retrieved from http://www.dianhusada.ac.id/jurnalimg/jurper1-1-nas.pdf
Perwira, R. I. (2012). Sistem untuk Konsultasi Menu Diet bagi Penderita Diabetes Mellitus Berbasis Aturan. Teknologi, 5 Nomor 2, 104–113. Retrieved from jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/104-113 rifki.pdf
Purwanto, N. H. (2013). Hubungan Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus, 1, 1–7. Retrieved from http://www.dianhusada.ac.id/jurnalimg/jurper1-1-nas.pdf
Susanti, C. E., & Tedjasukmana, B. (2012). Effect Of Knowledge On Nutrition Diet Behavior With Attitude To Mediation Functional Foods For Diabetes Mellitus Patients In Surabaya. Conference In Business, Accounting And Management (Cbam) 2012, 1(Vol 1, No 1 (2012): Conference In Business, Accounting And Management (Cbam) 2012), 151–164. Retrieved from http://journal.unissula.ac.id/cbam/article/view/300
Ucik Witasari, Setyaningrum Rahmawaty, S. Z. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2, 10(2), 130–138. Retrieved from www.academia.edu/download/30567009/4._ucik_c.pdf