Sabtu, 06 Juni 2015

Bersyukur adanya Mama

Bersyukurlah kamu terlahir dari rahim seorang Mama. Seorang malaikat yg rela mempertaruhkan nyawanya demi makhluk kecil yg ia nantikan dan ia jaga selama 9 bulan. Karena tahukah kamu saat pertama kau ditakdirkan menjadi sebuah janin terlebih dahulu, beliau bahagia bahkan sampai meneteskan air mata. Setiap hari sampai berbulan-bulan ia selalu berdoa agar kamu sehat di dalam rahimnya. Sesabar mungkin ia menanti malaikat kecilnya untuk melihat dunia. Membacakan solawat, memikirkan bersama Ayahmu nama apa yg akan mereka berikan kepadamu. Sampai saat waktunya tiba kau menangis hadir di dunia ini..Mama menggendongmu, memberimu asi,  dan Ayah mengumandangkan Adzan bersama cucuran bulir bahagia. "Kamu terlahir Nak!"
Bersyukurlah kamu masih bisa memandangnya, walaupun terkadang bahkan sering kamu tak mengacuhkannya. Kamu fokus dengan setiap keinginananmu yg harus terpenuhi.
Bersyukurlah kamu bisa memanggilnya Mama ..karena sesungguhnya beliau selalu menyebut namamu di setiap doanya. Tengah malam beliau mengadahkan kedua tangannya, meminta kepada Sang Pencipta agar kamu selalu menjadi kebanggaan mereka. Berdoa agar kamu bisa menggapai cita-citamu. Dengan air mata yg membasahi pipi yg mulai menua, ia selalu melihatmu dikala kamu tertidur. Betapa bahagianya jika beliau bisa mencium keningmu yg manis itu setiap saat, tapi ia tahu kamu pasti tidak suka. "Aku bukan anak kecil lagi!"
Bersyukurlah kamu masih merasakan masakan terenak yg disajikan penuh kasih sayang. Karena di setiap racikan masakannya ia selalu mengingat bagaimana cara agar kamu kenyang.
Bersyukurlah kamu yg masih berjarak dekat dengan Mamamu, karena kamu bisa mencium tangannya kapan saja yg kamu mau. Kamu masih bisa melihat senyumnya. Mendengar pepatahnya setiap saat yg terkadang membuatmu kesal. Itu untuk kebahagiaanmu, Nak! "Bisik hatinya".
Bersyukurlah kamu...kamu masih diizinkan untuk memperjuangkan balasanmu. Balasan untuk Mama yg tidak sebanding dengan perjuangannya selama umurmu itu.
Bersyukurlah adanya Mama. Yang tak pernah ingin melihat anaknya sakit. Yang selalu ingin melihat anaknya tersenyum.  Beliau yang tak henti-hentinya berdoa, "Ya Allah, semoga Kami bisa berkumpul bersama lagi di akhirat nanti. Di syurga-Mu Ya Allah."
Bersyukurlah kamu. Bahagiakan Mama dan Ayahmu. Sebelum terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar